Starlink Elon Musk Mengajukan Izin Operasional ke Kemenkominfo

rakyatpintar.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah mengolah izin operasi yang disodorkan Starlink, project satelit orbit rendah punya Elon Musk, di Indonesia. Ini akan makin mengetatkan kompetisi pada pasar internet di Indonesia.

Direktur Sumber Daya Piranti Pos dan Informatika Kemenkominfo Denny Setiawan memperjelas hal tersebut waktu mendatangi dialog “Lelang Spektrum 700 MHz dan 26 GHz, Usaha Menggerakkan Penetratif 5G”, Senin (13/11/2023), di Jakarta. Menurutnya, teknologi yang dipunyai oleh Starlink memiliki kelebihan.

Kekuatan Starlink sebagai satelit orbit rendah dipandang positif untuk menolong melengkapi keperluan koneksi internet di wilayah terasing. Di luar wilayah kelompok ketinggalan, paling depan, dan paling luar (3T), masih tetap ada beberapa titik lokasi di 1.000 kabupaten/kota yang blankspot atau mungkin tidak terjamah signal telekomunikasi

Sejauh ini Starlink sebetulnya telah masuk pasar Indonesia, tapi lewat kerja sama dengan Telkomsat, anak perusahaan Telkom. Hak sandar Starlink dikasihkan ke Telkomsat. Dengan begitu, semua layanan berbasiskan Starlink yang dipasarkan Telkomsat ialah berbasiskan backhaul (lajur muatan) untuk customer usaha.

“Starlink tidak diberi karpet merah. Starlink sedang mengurusi izin (untuk jualan retail). Di depan, bisa banyak satelit orbit rendah bekerja di Indonesia hingga tidak cuma Starlink,” tutur Denny.

Starlink Jadi Pilihan Terbaik Penyedia Layanan Internet Tanpa Kabel

Layanan yang hendak disiapkan oleh Starlink adalah layanan koneksi internet. Tujuannya ialah layanan yang disiapkan oleh operator telekomunikasi ke warga umum agar dapat terhubung internet, baik lewat handphone atau telephone masih tetap di dalam rumah atau kantor.

Izin yang perlu dipenuhi dengan Starlink meng ikuti ketetapan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 mengenai Telekomunikasi dan ketentuan turunannya. Untuk contoh, Ketentuan Pemerintahan Nomor 52 Tahun 2000 mengenai Pelaksana Telekomunikasi dan Ketentuan Menteri Kominfo Nomor 13 Tahun 2019 mengenai Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi.

Baca Juga : Hasil Debat Calon presiden 2024 dan Ringkasan Tiap Segmen

Denny sampaikan, OneWeb, yang satelit orbit rendah, telah bekerja sama dengan operator telekomunikasi yang telah berada di Indonesia. Operator telekomunikasi yang diartikan yakni DTP. DTP memiliki gateway di Indonesia.

OneWeb sendiri sudah memiliki 634 satelit yang selalu melingkari bumi. Sekitaran 18 satelit itu diprediksi sudah mengorbit di atas langit Indonesia. “Rumor seterusnya yang menjadi perhatian kami (sesudah ramai banyak muncul satelit orbit rendah) ialah kedaulatan digital Indonesia,” ucapnya.

Ketua Sektor Infrastruktur Telematika Nasional di Warga Telematika Nasional (Mastel) Indonesia, Sigit Puspito Wigati Jarot, menjelaskan, teknologi yang dimiliki oleh Starlink sebelumnya sempat dicemaskan oleh aktor industri telekomunikasi incumbent.

Di Slowakia, contohnya, kecepatan transmisi dari satelit Starlink ke stasiun bumi sudah melewati 5G. Latency atau tingkat ketertinggalan pengangkutan data yang sudah dipunyai oleh Starlink telah sama dengan teknologi akses mobile 3G dan 4G.

Dalam kata lain, bila ingin memenangi kompetisi usaha layanan koneksi internet dengan Starlink, operator telekomunikasi mobile harus memiliki kualitas infrastruktur jaringan yang kuat. Bila tidak, layanan koneksi internet yang ditawari oleh Starlink semakin lebih disukai customer.

“Dengan kelebihan teknologi yang dimiliki satelit orbit rendah, seperti Starlink, kami mengharap pemerintahan harus mengatur. Lebih-lebih lagi bila satelit tipe itu jualan retail. Jika layanan koneksi internet Starlink, contohnya, dipasarkan proses usaha ke usaha (B2B), itu tidak ada permasalahan sebab bisa sama-sama melengkapi dengan punya operator telekomunikasi,” tutur Sigit. https://www.rakyatpintar.com/

Awalnya, emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison) diberitakan sudah bekerja sama dengan OneWeb. Indosat Ooredoo Hutchison menyebutkan tidak ada perbincangan serius tentang tersebut.

CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha menjelaskan, perusahaan terbuka bekerja sama dengan siapa saja, baik operator satelit orbit rendah atau satelit geostasioner. Perusahaan inginkan dapat selalu membagikan layanan koneksi internet yang terbaik untuk pelanggan.